Friday, May 13, 2011

Bau mulut, masih dianggap sepele

Banyak orang yang tak sadar atau bahkan tidak peduli bila bau mulut bisa berpengaruh pada pergaulan. Bahkan, jika dibiarkan bisa jadi masalah yang mengganggu.
Secara umum, bau mulut atau halitosis bisa disebabkan oleh banyak faktor,mulai dari kesehatan rongga mulut hingga penyakit kronis. Hasil penelitian menunjukkan 85-90 persen penyebab bau mulut disebabkan oleh adanya kelainan rongga mulut, baik karies gigi maupun infeksi jaringan penyangga gigi.

Bau mulut itu disebabkan beberapa faktor, dan harus diperhatikan satu persatu. Mulai dari gigi berlubang, karang gigi, radang gusi, hingga gangguan pencernaan.
Semua radang yang terjadi di dalam tubuh, mulai dari radang tenggorokan, amandel, sampai pada penyakit berat seperti diabetes melitus bisa menyebabkan bau mulut. Sebab itu, jika sudah merasakan bau mulut, sebaiknya melakukan perawatan.

Pertama yang harus diketahui adalah penyebabnya, kemudian barulah perawatannya. Tidak semua gigi berlubang mengakibatkan bau mulut.
Maklum saja, gigi termasuk organ tubuh yang kurang diperhatikan dengan baik. Kecenderungan malas berobat ke dokter gigi dapat ditemui di semua lapisan masyarakat, termasuk yang berpendidikan baik. Rupanya, perasaan gamang pada pencabutan gigi, masih menghinggapi banyak orang. Padahal, gigi berlubang yang tak terawat dengan baik akan membentuk abses (pengumpulan nanah) memerlukan penanganan khusus. Gigi berlubang yang dibiarkan tanpa penanganan akan membuat bakteri berkembang dengan leluasa.

Selain itu, ada kelainan organik akibat penyakit kronis. Misalnya gangguan liver yang kronis, gangguan fungsi ginjal, serta diabetes yang tidak terkontrol, sinusitis kronis, dan lain-lainnya. Juga gaya hidup, seperti kebiasaan diet, minum alkohol, perokok dan makan tidak teratur, paparnya. Pada orang yang menderita halitosis, kadar volatile sulfur compound (VSCs) di dalam mulut mengalami peningkatan.

VSCs sendiri merupakan zat yang terdapat di dalam rongga mulut. Zat ini mengandung hidrogen sulfid, metil mercaptan, dan dimetil disulfid, yang merupakan produk bakteri atau floral normal rongga mulut. Dengan meningkatnya kadar VSCs dalam mulut, bisa menyebabkan bau VSCs tercium oleh indra penciuman.

Penyebab lain yang bisa menyebabkan bau mulut, yaitu hidung, jantung, atau karena penyakit tertentu. Misalnya kencing manis, infeksi paru-paru, serta infeksi lambung atau usus. Namun, pada anak, bisa disebabkan ada benda asing yang masuk ke hidung dan tidak terdeteksi sehingga terjadi pembusukan. Lalu menimbulkan bau yang tidak sedap.

Selain itu, bau mulut juga bisa terjadi karena pengaruh sisa-sisa makanan yang ada di dalam mulut. Apabila ini terjadi, akan mengundang aktivitas bakteri secara berlebihan. Langkah awal untuk mengetahui apakah seseorang memiliki bau mulut adalah dengan meletakkan telapak tangan di depan mulut. Lalu embuskan udara dari mulut. Anda mungkin kaget sendiri mencium bau yang kurang sedap dari mulut. Atau katupkan bibir rapat-rapat dan kemudian embuskan udara keras-keras melalui hidung ke arah telapak tangan atau dengan menggunakan kartu ukuran 5 cm.

Kemudian dekatkan telapak atau kartu tersebut pada hidung. Setelah mengetahui bahwa seseorang bau mulut, langkah selanjutnya dengan mencari penyebabnya. Untuk menghilangkan bau mulut yang disebabkan oleh gigi, bisa juga menggunakan obat kumur yang berfungsi sebagai penyegar.

Selain itu, bisa juga mencoba obat tradisional, yakni dengan minum daun sirih, selain pasta gigi dan permen. Perawatan rutin yang tak kalah penting adalah dengan membersihkan gigi dua kali sehari, pagi dan malam menjelang tidur. Bersihkan sisa-sisa makanan menggunakan dental floss, gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, lakukan kontrol gigi 6 (enam) bulan sekali ke dokter gigi.

Atasi dengan Perawatan Tepat
Salah satu faktor yang dianggap menyebabkan bau mulut adalah kebiasaan merokok. Tidak hanya itu, rokok pun bisa menyebabkan warna gigi lebih kusam dan hitam akibat kandungan zat-zat berbahaya dalam sebatang rokok.

Kandungan zat-zat tersebut tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga bisa mengganggu pergaulan sehari-hari. Ditambah menjadi pemicu dari penyakit-penyakit berbahaya, seperti jantung dan kanker. Tar misalnya, menempel pada gigi. Awalnya gigi menjadi kuning, lama-lama kecokelatan bahkan kehitaman. Nah, biasanya, supaya kembali putih banyak yang suka mengerok. Kalau sering dilakukan, lapisan email menjadi tipis.

Bagi Anda yang suka merokok, sebaiknya rajin ke dokter gigi untuk membuang karang gigi. Namun, dianjurkan sebaiknya berhenti merokok sebelum semua organ tubuh menjadi rusak,  Meskipun kebanyakan kasus bau mulut ini bersumber dari mulut, masalah ini dapat pula berasal dari luar mulut, seperti dari hidung, faring, paru-paru, lambung.

Sebagian besar kasus bau mulut muncul karena keadaan di dalam rongga mulut. Normalnya, bau dari rongga mulut tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu sepanjang hari dan tentu saja dipengaruhi usia, jenis kelamin, keadaan perut lapar, bahkan menstruasi.

Bau mulut akan terjadi pada seseorang yang sehat bila rongga mulut tidak melakukan aktivitas selama kira-kira 1-2 jam. Misalnya, keadaan ini dapat timbul saat puasa, bangun tidur, orang yang menggunakan gigi palsu yang jarang atau tidak pernah dibersihkan.

Bagi yang menggunakan gigi palsu jenis copot sangat rentan mengalami bau mulut, apalagi jika tidak rajin dibersihkan dan menjaga kebersihan dari gigi palsu tersebut. Menjaganya antara lain dengan melepaskan gigi setiap malam dan direndam air biasa. Jangan lupa disikat.

Untuk mengatasi bau mulut, yang jelas mencari sumber penyebabnya dulu. Untuk mengatasi bau mulut karena karies dan penyakit periodontal tentunya dengan cara merawat kondisi tersebut sebaik mungkin sampai tuntas. Mungkin kadang-kadang diperlukan antiseptik kumur untuk membantu memelihara kebersihan mulut sekaligus mengendalikan populasi kuman.

Dalam perawatan bau mulut, hilangkan faktor-faktor yang menyebabkan akumulasi endapan makanan di dalam mulut. Untuk bau mulut yang disebabkan faktor sistemik atau penyakit tertentu di luar mulut, berobatlah ke dokter spesialis yang berkaitan dengan penyakit Anda.

1 comment: