Friday, May 13, 2011

Rapikan Susunan Gigi Anda

Banyak orang memiliki susunan gigi yang tidak teratur, atau istilahnya kedokterannya maloklusi. Ada yang tonggos alias gigi rahang atasnya maju, ada pula yang giginya berjejalan, atau sebaliknya kecil-kecil dan jarang.

Keadaan gigi tersebut bisa mengganggu penampilan seseorang. Penderitanya sering merasa rendah diri, minder dan enggan tersenyum. Tapi yang paling penting adalah hubungannya dengan kesehatan. Gigi yang berjejal menjadikannya sulit dibersihkan, sehingga gigi bisa berlubang atau terkena penyakit radang gusi. Bisa juga terjadi gangguan pengunyahan, yang menyebabkan sakit kepala atau nyeri leher. Maloklusi sebisa mungkin harus diperbaiki, bukan semata demi estetika, tapi juga kesehatan gigi.

Apakah gigi Anda bermasalah? Bila Anda mempunyai susunan gigi yang tidak rapi dan ingin membuatnya lebih teratur sehingga Anda lebih percaya diri, Anda dapat menjumpai dokter gigi spesialis orthodonti: salah satu cabang kedokteran gigi yang spesialisasinya memperbaiki susunan gigi.

Ada beberapa macam alat yang biasa digunakan, selama ini kita sering menyebutnya begel atau kawat gigi. Mungkin Anda sering menjumpai orang mempunyai gigi dengan ‘pagar' kawat. Alat tersebut adalah braces, yaitu alat orthodonti cekat. Alat ini hanya bisa dipasang dan dilepaskan oleh dokter gigi saja. Sedangkan retainer adalah alat orthodonti lepasan, yang bisa dilepas-lepas oleh pemakainya.

Alat orthodonti cekat mampu membuat pergerakan yang lebih kompleks dalam kesatuan deretan gigi, yang merupakan kelebihannya dibanding alat orthodonti lepasan, sehingga dapat lebih mempercepat proses teraturnya gigi Anda.

Pada masa awal perawatan, mungkin Anda akan merasakan sedikit nyeri, bila perlu minumlah obat pereda sakit. Yang harus diperhatikan, Anda membutuhkan waktu dua kali lebih lama untuk membersihkan gigi, karena selain membersihkan gigi, Anda juga membersihkan kawat giginya. Bila sisa makanan mengumpul di sekitar alat, akan berisiko terjadinya gigi berlubang dan radang gusi. Meskipun jarang terjadi, alat bisa rusak atau longgar, sehingga melukai mulut. Jadi sebaiknya hindari makanan terlalu keras, lengket dan manis.

Untuk keberhasilan perawatan, tingkat keberhasilannya sampai 95 persen jika pasien kooperatif dalam memeriksakan keadaan giginya. Untuk kasus yang sulit, keberhasilannya hanya bisa mencapai 90 persen.

Besarnya biaya perawatan bervariasi, tergantung dari faktor kesulitan, lama perawatan serta alat yang digunakan. Besarnya biaya berkisar antara Rp 7 - 8 juta, dengan rincian 30 persen untuk biaya dokter dan 70 persen untuk alat. Biaya yang cukup besar ini dikarenakan alatnya belum diproduksi di Indonesia, sehingga masih perlu diimpor dari Amerika Serikat. Selain itu, juga karena ketika Anda kontrol, arch wire-nya harus diganti.

Seiring dengan perkembangan zaman dan keinginan untuk tampil lebih cantik dengan senyum yang indah , saat ini penggunaan alat orthodonti cekat ini bukan lagi hanya untuk memperbaiki fungsi gigi, tetapi sudah menjadi aksesoris. Alat ortodonthi cekat inipun semakin berkembang. Brackets bisa terbuat dari berbagai bahan, yang banyak dipakai adalah yang terbuat dari baja, adapula yang terbuat dari emas, keramik dan tersedia dalam berbagai warna.

Yang terbaru adalah yang terbuat dari porselen berwarna transparan seperti warna gigi sehingga pemakaiannya tersamar. Harganya tentu lebih mahal (sekitar Rp 12 juta), konsumennya adalah mereka yang ingin tampil lebih elegan. Karet warna-warni yang banyak menghiasi kawat gigi, berfungsi untuk mengencangkan bracket, selain itu juga memberikan kesan modis pada kawat gigi, sehingga lebih disukai para remaja.

Bau mulut, masih dianggap sepele

Banyak orang yang tak sadar atau bahkan tidak peduli bila bau mulut bisa berpengaruh pada pergaulan. Bahkan, jika dibiarkan bisa jadi masalah yang mengganggu.
Secara umum, bau mulut atau halitosis bisa disebabkan oleh banyak faktor,mulai dari kesehatan rongga mulut hingga penyakit kronis. Hasil penelitian menunjukkan 85-90 persen penyebab bau mulut disebabkan oleh adanya kelainan rongga mulut, baik karies gigi maupun infeksi jaringan penyangga gigi.

Bau mulut itu disebabkan beberapa faktor, dan harus diperhatikan satu persatu. Mulai dari gigi berlubang, karang gigi, radang gusi, hingga gangguan pencernaan.
Semua radang yang terjadi di dalam tubuh, mulai dari radang tenggorokan, amandel, sampai pada penyakit berat seperti diabetes melitus bisa menyebabkan bau mulut. Sebab itu, jika sudah merasakan bau mulut, sebaiknya melakukan perawatan.

Pertama yang harus diketahui adalah penyebabnya, kemudian barulah perawatannya. Tidak semua gigi berlubang mengakibatkan bau mulut.
Maklum saja, gigi termasuk organ tubuh yang kurang diperhatikan dengan baik. Kecenderungan malas berobat ke dokter gigi dapat ditemui di semua lapisan masyarakat, termasuk yang berpendidikan baik. Rupanya, perasaan gamang pada pencabutan gigi, masih menghinggapi banyak orang. Padahal, gigi berlubang yang tak terawat dengan baik akan membentuk abses (pengumpulan nanah) memerlukan penanganan khusus. Gigi berlubang yang dibiarkan tanpa penanganan akan membuat bakteri berkembang dengan leluasa.

Selain itu, ada kelainan organik akibat penyakit kronis. Misalnya gangguan liver yang kronis, gangguan fungsi ginjal, serta diabetes yang tidak terkontrol, sinusitis kronis, dan lain-lainnya. Juga gaya hidup, seperti kebiasaan diet, minum alkohol, perokok dan makan tidak teratur, paparnya. Pada orang yang menderita halitosis, kadar volatile sulfur compound (VSCs) di dalam mulut mengalami peningkatan.

VSCs sendiri merupakan zat yang terdapat di dalam rongga mulut. Zat ini mengandung hidrogen sulfid, metil mercaptan, dan dimetil disulfid, yang merupakan produk bakteri atau floral normal rongga mulut. Dengan meningkatnya kadar VSCs dalam mulut, bisa menyebabkan bau VSCs tercium oleh indra penciuman.

Penyebab lain yang bisa menyebabkan bau mulut, yaitu hidung, jantung, atau karena penyakit tertentu. Misalnya kencing manis, infeksi paru-paru, serta infeksi lambung atau usus. Namun, pada anak, bisa disebabkan ada benda asing yang masuk ke hidung dan tidak terdeteksi sehingga terjadi pembusukan. Lalu menimbulkan bau yang tidak sedap.

Selain itu, bau mulut juga bisa terjadi karena pengaruh sisa-sisa makanan yang ada di dalam mulut. Apabila ini terjadi, akan mengundang aktivitas bakteri secara berlebihan. Langkah awal untuk mengetahui apakah seseorang memiliki bau mulut adalah dengan meletakkan telapak tangan di depan mulut. Lalu embuskan udara dari mulut. Anda mungkin kaget sendiri mencium bau yang kurang sedap dari mulut. Atau katupkan bibir rapat-rapat dan kemudian embuskan udara keras-keras melalui hidung ke arah telapak tangan atau dengan menggunakan kartu ukuran 5 cm.

Kemudian dekatkan telapak atau kartu tersebut pada hidung. Setelah mengetahui bahwa seseorang bau mulut, langkah selanjutnya dengan mencari penyebabnya. Untuk menghilangkan bau mulut yang disebabkan oleh gigi, bisa juga menggunakan obat kumur yang berfungsi sebagai penyegar.

Selain itu, bisa juga mencoba obat tradisional, yakni dengan minum daun sirih, selain pasta gigi dan permen. Perawatan rutin yang tak kalah penting adalah dengan membersihkan gigi dua kali sehari, pagi dan malam menjelang tidur. Bersihkan sisa-sisa makanan menggunakan dental floss, gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, lakukan kontrol gigi 6 (enam) bulan sekali ke dokter gigi.

Atasi dengan Perawatan Tepat
Salah satu faktor yang dianggap menyebabkan bau mulut adalah kebiasaan merokok. Tidak hanya itu, rokok pun bisa menyebabkan warna gigi lebih kusam dan hitam akibat kandungan zat-zat berbahaya dalam sebatang rokok.

Kandungan zat-zat tersebut tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga bisa mengganggu pergaulan sehari-hari. Ditambah menjadi pemicu dari penyakit-penyakit berbahaya, seperti jantung dan kanker. Tar misalnya, menempel pada gigi. Awalnya gigi menjadi kuning, lama-lama kecokelatan bahkan kehitaman. Nah, biasanya, supaya kembali putih banyak yang suka mengerok. Kalau sering dilakukan, lapisan email menjadi tipis.

Bagi Anda yang suka merokok, sebaiknya rajin ke dokter gigi untuk membuang karang gigi. Namun, dianjurkan sebaiknya berhenti merokok sebelum semua organ tubuh menjadi rusak,  Meskipun kebanyakan kasus bau mulut ini bersumber dari mulut, masalah ini dapat pula berasal dari luar mulut, seperti dari hidung, faring, paru-paru, lambung.

Sebagian besar kasus bau mulut muncul karena keadaan di dalam rongga mulut. Normalnya, bau dari rongga mulut tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu sepanjang hari dan tentu saja dipengaruhi usia, jenis kelamin, keadaan perut lapar, bahkan menstruasi.

Bau mulut akan terjadi pada seseorang yang sehat bila rongga mulut tidak melakukan aktivitas selama kira-kira 1-2 jam. Misalnya, keadaan ini dapat timbul saat puasa, bangun tidur, orang yang menggunakan gigi palsu yang jarang atau tidak pernah dibersihkan.

Bagi yang menggunakan gigi palsu jenis copot sangat rentan mengalami bau mulut, apalagi jika tidak rajin dibersihkan dan menjaga kebersihan dari gigi palsu tersebut. Menjaganya antara lain dengan melepaskan gigi setiap malam dan direndam air biasa. Jangan lupa disikat.

Untuk mengatasi bau mulut, yang jelas mencari sumber penyebabnya dulu. Untuk mengatasi bau mulut karena karies dan penyakit periodontal tentunya dengan cara merawat kondisi tersebut sebaik mungkin sampai tuntas. Mungkin kadang-kadang diperlukan antiseptik kumur untuk membantu memelihara kebersihan mulut sekaligus mengendalikan populasi kuman.

Dalam perawatan bau mulut, hilangkan faktor-faktor yang menyebabkan akumulasi endapan makanan di dalam mulut. Untuk bau mulut yang disebabkan faktor sistemik atau penyakit tertentu di luar mulut, berobatlah ke dokter spesialis yang berkaitan dengan penyakit Anda.

Manfaat Mengunyah Makanan Lebih Lama

Makanan yang telah hancur lembut saat dimasak, tentu saja amat memudahkan kerja pencernaan lambung. Ibarat mesin, jika kerjanya relatif ringan, mesin itu akan lebih awet. Begitu juga lambung.
Lambung bekerja keras jika makanan itu berasal dari bahan nabati yang seratnya lebih keras dan padat. Namun, kini sudah banyak makanan yang tidak perlu dikunyah puluhan kali sebelum ditelan.

Dengan kata lain, cukup langsung ditelan. Memang, jenis makanan seperti itu meringankan kerja lambung. Akan tetapi, bagaimana halnya dengan kesehatan gigi? Ini yang perlu dipertanyakan.
Para arkeolog mencatat bahwa keadaan gigi fosil-fosil nenek moyang manusia pada umumnya baik, padahal... hampir dapat dipastikan bahwa saat ini cara merawat dan memelihara gigi belum selengkap sekarang. Selain sarananya belum memadai, teknologi di bidang kesehatan gigi pun belum semaju sekarang. Lalu, di mana letak rahasianya? Jawaban yang paling bias diterima adalah pada jenis makanannya.

Manusia zaman dahulu sebagian besar makanannya berasal dari bahan nabati, termasuk buah-buahan. Untuk itu, mereka biasa mengunyah kuat dan dalam waktu lama. Dugaan bukannya tanpa alasan dan dukungan yang kuat.Para pakar kesehatan di Amerika sejak lama mengumumkan hasil penelitiannya, yakni anak-anak yang biasa mengunyah lebih lama, cenderung memiliki gigi yang lebih bersih dan kuat.

Risiko terserang penyakit gigi bagi mereka relatif kecil. Ditambahkan pula bahwa mengunyah dalam waktu yang lama makanan dari nabati, khususnya buah-buahan, akan menunjang kesehatan gigi.Secara umum, orang berpendapat bahwa buah-buahan berguna sebagai pencuci mulut sehabis makan. Selain menambah kandungan karbohidrat dan vitamin pada makanan pokok, juga membersihkan sisa-sisa makanan di celah gigi. Namun, hasil penelitian pakar tersebut menunjukkan lebih dari itu. Setiap melakukan kunyahan, berarti pula merangsang timbulnya air liur.
Semakin banyak mengunyah, semakin banyak pula air liur yang keluar. Dalam lima menit mengunyah, air liur yang tertinggal di mulut jumlahnya ratusan kali lebih banyak dibandingkan saat diam (tidak mengunyah).Air liur mengandung beberapa zat, termasuk kalsium yang dapat membentengi email gigi dari kerusakan. Dengan begitu, kesehatan gigi akan lebih terjaga. Bahkan, ada sebagian pakar kesehatan gigi yang berpendapat mengunyah buah-buahan selama lima menit, lebih baik dan efektif daripada menggosok gigi.

Tentunya anggapan pakar kesehatan itu bukan bermaksud yang sudah mengunyah buah-buahan tidak perlu menggosok gigi.Keadaan masyarakat sekarang tidak sama dengan masyarakat nenek moyang kita di zaman batu. Oleh karenanya, tidaklah cukup mengunyah buah-buahan saja untuk memperoleh kesehatan gigi yang baik. Ada estetika pergaulan yang sepertinya menuntut semua orang untuk biasa tersenyum cerah dengan gigi sehat. Aromanya yang senantiasa harus segar sepanjang waktu.
Kesehatan gigi tidak dapat tercipta dalam sekejap. Itu sebabnya, orang harus membiasakan diri menjaga kesehatan gigi. Sejak dini, anak-anak mesti diajarkan mengunyah makanan, khususnya makan buah-buahan dalam frekuensi kunyahan yang cukup. Selain itu, selalu mengingatkan mereka jika lupa menggosok gigi. Orang tua dahulu pernah berkata kunyahlah makanan 28 kali. Pesan ini memang terasa manfaatnya sampai kini.

Gigi berlubang? Mencegah lebih baik daripada mengobati

Tuhan telah memberikan kenikmatan pada kita berupa gigi geligi dengan beragam fungsinya. Sebagian berfungsi untuk menggigit, mengoyak, dan sebagian untuk memotong. Sementara yang lain untuk menghancurkan makanan hingga halus.
Keseharian kita tak lepas dari aktivitas gigi ini. Betapa gigi merupakan bagian tubuh kita yang penting untuk dipelihara dan kita cegah dari kerusakan. Selera makan kita bisa hilang di kala sakit gigi, meski makanan yang amat lezat ada di hadapan kita.
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang lainnya. Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya.
Proses kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut juga karies. Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Struktur email sangat menentukan proses terjadinya karies. Sekedar untuk diketahui, permukaan email luar lebih tahan terhadap karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih padat dan lebih keras. Untuk menjaga kekerasannya ini, email sangat membutuhkan ion kimia yang disebut fluor.
Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke bawah hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh darah, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati.
Faktor Penyebab
Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama, antara lain:
1. Gigi dan air ludah, Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies.
2. Adanya bakteri penyebab karies, Bakteri yang menyebabkan karies adalah dari jenis Streptococcus dan Lactobacillus.
3. Makanan yang kita dikonsumsi, Makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat, memudahkan terjadinya karies.
Sementara itu faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan mulut, frekuensi makan, usia dan jenis kelamin, penyakit yang sedang diderita seperti kencing manis dan TB, serta sikap/ perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Mencegah Lebih Baik daripada Merawat
Gigi yang mudah sekali terserang karies adalah gigi sulung (gigi anak). Ini disebabkan karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan dengan gigi dewasa (gigi tetap). Perawatan gigi anak yang rusak termasuk sulit. Di samping itu juga memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit.
Sering dijumpai, anak-anak di sekitar kita yang giginya dimakan ulat. Apakah ini dibiarkan begitu saja? Bukankah gigi yang tanggal nanti akan diganti gigi yang baru? Tidak demikian. Justru perawatan gigi dan mulut pada masa balita dan anak ikut menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Mereka harus dibiasakan merawat gigi sejak dini.
Fluor yang sangat dibutuhkan lapisan email tadi, telah lama diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies gigi. Fluor efektif bila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai dari awal kehamilan hingga pasca melahirkan.
Di Indonesia, pemberian fluor melalui air minum masih sulit terwujud. Air minum baik yang berasal dari air tanah, air PDAM, dan air kemasan hanya mempunyai kadar fluor di bawah 0,3 ppm. Padahal dari hasil penelitian, kadar fluor dalam air minum yang dapat mengurangi terjadinya karies sekitar 1 ppm.
Selain melalui air minum, masih ada cara lain dalam memberikan fluor seperti melalui pemberian fluor dalam bentuk tablet, bisa melalui garam, susu, ataupun vitamin. Bisa juga melalui pasta gigi yang mengandung fluor.
Kita juga masih mempunyai sumber dari alam. Secara umum, fluor terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, dan daging. Namun kadar yang tertinggi ditemukan pada ikan teri, sawi, dan teh.
Tips
Di bawah ini beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk segala umur:
Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti permen dan coklat. Pada anak mungkin melarangnya sama sekali dapat menimbulkan dampak psikis, maka perlu dipikirkan alternatif penyelesaiannya.
Menggosok gigi secara teratur dan benar. Sebaiknya dilakukan pada pagi, sore dan menjelang tidur. Lebih baik lagi bila dilakukan tiap usai makan. Dalam hal ini pilihlah sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung fluor. Biasakan pula berkumur-kumur setelah makan makanan manis.
Siapkan makanan yang kaya akan kalsium (seperti ikan dan susu), fluor (sayur, daging dan teh), vitamin A (wortel), vitamin C (jeruk), vitamin D (susu), vitamin E (kecambah).
Menjaga higiene gigi dan mulut. Bila ada karang gigi sebaiknya dibawa ke dokter untuk dibersihkan. Sebaiknya pula memeriksakan gigi tiap enam bulan sekali.

Masalah Gigi & Mulut, Gerbang Kedatangan Penyakit

Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi perhatian utama. Akibatnya, gigi berlubang atau karies menjadi masalah umum yang dihadapi sebagian besar masyarakat. Padahal kondisi ini menjadi gerbang beragam penyakit.
Mengabaikan kesehatan gigi dan mulut berarti membuka gerbang terserang berbagai penyakit. Selama ini penanganan masalah gigi masih sebatas menambal lubang gigi. Tindakan tersebut sudah dianggap mampu mengontrol karies. Padahal itu belum cukup mengatasi masalah secara menyeluruh.
Pada penyakit periodontal, bakteri yang menempel di gigi dan gusi akan berpengaruh ke pembuluh darah. Gangguan itu menyebabkan pelebaran pembuluh darah karena adanya bakteri yang masuk dalam aliran darah. Infeksi dapat merangsang senyawa tubuh tertentu untuk mengeluarkan pertahanan tubuh sehingga akan memengaruhi pembuluh darah. Akibatnya, terjadi peningkatan risiko penyakit sistemik, termasuk penyakit jantung koroner.
Kesehatan gigi juga berpengaruh terhadap janin yang dikandung ibu hamil. Karies gigi yang menjadi tempat bagi masuknya kuman akan menyebabkan terjadinya infeksi selaput ketuban. Akibatnya, ketuban pecah sebelum waktunya.
Selain risiko lahir prematur, infeksi kuman juga menyebabkan berbagai dampak lain seperti pertumbuhan janin terhambat, berat badan lahir rendah, dan mudah terserang penyakit karena sistem imunitas belum terbentuk sempurna.
Risiko kematian pada bayi pun mengintai lantaran belum siap hidup di luar rahim dengan paru-paru dan hati yang belum matang. Sementara sistem imunitasnya pun belum terbentuk sempurna. "Oleh karena itu, penting mencegah gigi berlubang sejak dini dengan melakukan perawatan kesehatan sehari-hari
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari sikat gigi teratur, dental floss, obat kumur, mousse gel, dan chewing gum. "Keduanya menjadi adiktif yang efektif mengurangi karies,"
Xylitol merupakan bahan yang bermanfaat untuk menekan jumlah bakteri Mutans S- salah satu kuman penyebab karies gigi-, menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi (remineralisasi). Selain itu, xylitol mampu menstimulasi produksi air liur sehingga baik dikonsumsi oleh orang yang mulutnya cenderung kering. Apalagi, bahan yang satu ini merupakan sejenis pemanis alami.
Xylitol terdapat dalam serat beberapa jenis buah dan sayuran seperti plum, raspberi, stroberi, kembang kol, dan bayam.

Perawatan Kesehatan Gigi & Mulut II

Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi adalah bau mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes melitus, kelainan pada saluran pencernaan atau pernapasan, dan penyakit-penyakit pada kerongkongan.
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan merokok.
Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.
Pemakaian orthodonti
Letak gigi yang tidak teratur menyebabkan makanan mudah terselip, sehingga pembersihan akan sangat tidak optimal. Hal ini dapat menyebabkan gigi berlubang, radang gusi, dan bau mulut seperti dijelaskan di atas. Masalah inilah yang kemuddian diatasi dengan orthodonti atau kawat perata gigi. Perawatan orthodonti ini tidak semata-mata hanya memberikan nilai estetika tapi juga memberikan nilai kesehatan.
Namun sayangnya, sampai sekarang perawatan dengan pemakaian orthodonti ini masih relatif mahal, sehingga hanya dapat dijangkau oleh masyarakat golongan menengah ke atas. Kalau gigi kita tidak beraturan tapi orthodonti masih terlalu mahal untuk kita, maka jalan satu-satunya adalah melakukan perawatan kebersihan gigi dengan ekstra.
Perawatan kebersihan
Mulut sebenarnya sudah mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah. Akan tetapi, dengan makanan modern sekarang, pembersih alam ini tidak lagi dapat berfungsi. Kita dapat menggunakan sikat gigi sebagai alat bantu untuk membersihkan gigi. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras karena akan dapat melukai gusi. Selain itu, besarnya sikat juga harus disesuaikan dengan besarnya rongga mulut kita.
Sikatlah gigi dengan gerakan memutar, karena selain membersihkan, gerakan ini juga tidak akan merusak gusi. Ketika menyikat gigi, sikat juga bagian atas lidah dengan sikat gigi. Pastikan mencapai bagian belakang.
Selain itu, kita bisa menggunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di celah-celah gigi paling sedikit dua kali dalam sehari, terutama sehabis makan. Bila kita dalam situasi sangat terburu-buru dan tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan hal di atas, bau mulut dapat dihilangkan secara sementara dengan penggunaan obat kumur, makan jeruk, apel, atau seledri.
Bersihkan karang gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan periksakan secara teratur satu tahun sekali untuk kontrol gigi (dental check-up). Selain itu, berhenti merokok, mengurangi konsumsi gula, kopi dan alkohol, makanan berbumbu dan makanan berbau (seperti pete atau jengkol), serta minum banyak air putih akan membantu merawat gigi.
Selain untuk perawatan rutin, kita harus segera mengunjungi dokter gigi jika keadaan mengalami salah satu atau lebih dari kondisi berikut:
Bila mengalami bau mulut tidak sedap tanpa penyebab yang jelas selama satu minggu, walaupun sudah menyikat gigi, lidah, gusi dan melakukan pembersihan dengan benang gigi
Bila mengalami bau mulut disertai sakit gigi; mungkin ada gigi yang berlubang atau abses.
Bila gusi berdarah, karena ini bisa merupakan tanda-tanda penyakit gusi.
Bila ada bau mulut disertai demam atau batuk dan lendir, ini dapat merupakan gejala abses paru. Dalam hal ini, dokter gigi akan merujuk kita ke dokter spesialis.

Wednesday, May 4, 2011

Perawatan Kesehatan Gigi & Mulut

Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap.

Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi.

Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan napas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu seluk-beluk perawatan mulut dan gigi.

Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket, dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang.
Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.
Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.